Apa yang terlintas dibenak kita ketika kita disodori dua kata yang sangat tidak asing saat ini yaitu Covid-19 dan Handphone? Tentu saja keduanya sangat tidak saling berhubungan secara harfiah. Akan tetapi dimasa sekarang ini dimana covid-19 merupakan momok bagi masyarakat walaupun virus tersebut tidak terlihat oleh mata biasa tapi akibat yang ditimbulkan hampir melumpuhkan semua sendi kehidupan masyarakat baik itu pria wanita, tua muda dan kaya miskin.
Dampak yang ditimbulkan akibat Covid-19 sudah mulai dirasakan oleh masyarakat luas. Beberapa mata pencarian bahkan lumpuh atau kolaps akibat terpaan virus ini, berbagai upaya pemerintah dilakukan untuk menekan penularan virus corona di masyarakat. Sosial Distancing, menghindari kerumunan, pemakaian masker, rajin cuci tangan merupakan salah satu pencegahan penyebaran covid-19.
Disisi lain kebutuhan hidup masyarakat tetap harus tercukupi untuk tetap menjaga terutama kebutuhan pokok berupa bahan makanan. Bahkan bisa jadi kebutuhan bahan pangan ini sedikit meningkat di masa pandemic ini karena masyarakat sudah mulai paham tentang Kesehatan yang mana meningkatkan imun dengan mengkonsumsi banyak sayuran dan bua hmenjadi penting di saat seperti ini.
Dengan adanya anjuran sosial distancing ini maka masyarakat mulai mengurangi pergi ke tempat keramaian seperti pasar dan mall, mereka kemudian beralih untuk membeli produk-produk makan olahan maupun makanan segar dengan menggunakan media online. Perubahan pola konsumsi masyarakat ini tentu saja harus diimbangi dengan pola penjualan dari para produsen/penjual. Demikian halnya untuk produk- produk pertanian, dimana pada masa pandemic ini sebagian besar petani kesulitan dalam memasarkan produknya terutama yang biasanya mempunyai konsumen besar seperti rumah makan, restoran dan hotel. Pada saat sekarang ini permintaan menjadi berkurang sehingga harus banting setir mencari konsumen baru.
Dengan mengetahui pola pembelian konsumen saat ini para pelaku pasar mulai melakukan terobosan dengan cara memasarkan produknya melalui online (handphone). Petani dalam hal ini produsen bisa langsung menawarkan hasil panennya melalui grup-grup whatshapp maupun media sosial lainnya yang semuanya langsung tercakup dalam teknologi android yang bernama handphone. Cara ini juga sangat efektif ketika produk pertanian mengalami harga anjlog.
Seperti yang baru-baru ini terjadi di Kabupaten Jepara pada saat harga cabai turun baik itu cabai rawit setan maupun cabai merah keriting para petani enggan untuk memanennya, karena untuk biaya tenaga petik sendiri tidak ada. Kemuadian dinas pertanian setempat berinisiatif untuk ikut memasarkan cabai tersebut secara online yaitu melalui grup whatshapp dan ternyata minat masyarakat diluar dugaan. Sehingga berkaca dari situlah maka saat ini teman-teman dari dinas pertanian berinisiatif untuk membantu memasarkan produk petani secara online. Mulai dari hasil sayuran, buah-buahan, dan peternakan. Selain bertujuan membantu pemasaran petani juga membantu masyarakat untuk tetap mengikuti anjuran pemerintah yaitu sosial distancing.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika kita memasarkan produk secara online terutama untuk produk hasil pertanian, karena produk pertanian dalam bentuk produk segar harus segera terdistribusi ke konsumen jika tidak maka akan cepat membusuk. Selain itu untuk tetap menjaga kesegaran produk seperti sayuran dan daging perlu penanganan ekstra. Mengingat masyarakat atau konsumen dari produk online biasanya adalah menengah ke atas maka perlu juga memperhatikan pengemasan atau packing. Selain untuk menambah umur simpan penggunaan plastic wrap juga bisa menambah estetika suatu produk sehingga menarik konsumen untuk membelinya. Berikut produk pertanian yang sudah dipasarkan secara online selama pandemic covid-19 ini :
(APHP Jepara / Tri Wulandari, SP.)